Kamis, 22 Oktober 2015

Pasca Bentrok TNI-Polri Di Ogan Komering Ulu (OKU)

Hubungan TNI – POLRI yang makin memanas tampaknya bukan hanya dilatari masalah yang sepele namun adalah buntut dari adanya faktor laten yang membuat permasalah ini terus memanas dan bekelanjutan. Terakhir, bentrokan antara TNI Vs Polri yang terjadi di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Kamis (7/3), mungkin hanya segelintir permasalahan dari berbagai persoalan yang terjadi dalam hubungan antara dua institusi penting di negara ini.
Jika melihat permasalahan yang terjadi, masalahnnya adalah pelanggaran lalu lintas, kenakalan oknum-oknum TNI dan Polri, dan sebagainnya sehingga menimbulkan pertikaian antar kedua pihak. Jika diperhatikan keduannya layaknya masyarakat yang lagi menonton danggut dan terdapat slogan “senggol bacok”. Nah itu;ah yang terjadi di kedua belah pihak.
Namun yang paling di sayangkan adalah tidak adanya penyelesaian akar permasalahan dari hubungan TNI-Polri. Mungkin dapat disimpulkan bahwa konflik TNI-Polri tak pernah terselesaikan secara tuntas sampai kapanpun juga.
jika melihat kebelakang sudah berapa banyak kasus bentrokan anatara kedua belah pihak ini terjadi? Jika dihitung-hitung mungkin sudah sampai 10-15 kali terjadi. Huff, mungkin masyarakat hanya bisa bertepuk jidat melihat kejadian ini, karena kedua institusi pengawal/penjaga negara yang bertugas mengayom masyarakat ini justru terlibat saling sikut dengan menggunakan senjata.
Saat ini masyarakat hanya bisa menunggu, langkah-langkah yang akan di ambil oleh Presiden RI, Pimpinan Polri dan Pimpinan TNI, semua orang di Indonesia pasti berharap ada langkah-langkah win-win solusi yang lebih nyata guna mengakhiri bentrok kedua instansi ini.
Masyrakat berharap banyak dan terus mendorong TNI dan Polri dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi sampai ke akar-akarnya sehingga kedua instanasi dapat dan mampu bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing.
negara yang berlandasakan hukan seharusnnya semua yang berada di dalamnya juga wajib menaati aturan yang berlaku tanpa terkecuali. Untuk itu diharapkan TNI dan Polri harus saling mendukung un. Tak boleh ada yang merasa superior. Institusi TNI tak boleh merasa dirinya punya power untuk melawan hukum.
Sebaliknya, sebagai lembaga penegak hukum, Polri tidak boleh melakukan tebang pilih dalam menegakkan peraturan/hukum yang berlaku. Kalau ada anggota Polri yang terlibat kasus hukum, yang bersangkutan harus tetap diproses secara hukum.
Kasus penyerangan dan pembakaran Mapolres OKU sejatinya bersumber dari tumpukan ketidakpercayaan pada proses penegakan hukum yang akhirnya pecah dalam bentuk aksi. Kita berharap kasus OKU menjadi pelajaran berharga bagi jajaran TNI dan Polri.
Selain terkait penerapan hukum di lapangan, bentrokan TNI-Polri paling sering dipicu oleh faktor kesejahteraan. Sungguh sebuah fakta menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan pendapatan (kesejahteraan) antara TNI dan Polri.
Solusi nya :
Oleh karena itu, di harapkan pemerintah harus memberikan dan meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI sehingga kesejahteraan anatara TNI dan Polri sama. Remunerasi dan fasilitas hidup yang baik adalah jawaban atas masalah itu. Tanpa adanya peningkatan kesejahteraan prajurit TNI, sulit terhindarkan akan ada lagi bentrok antara TNI-Polri di masa mendatang. Semoga kejadian di OKU tidak terjadi kembali dimasa yang akan datang dan permasalahan antara kedua instansi dapat terselesaikan dengan menghadirkan win-win solusi bagi kedua belah pihak.
Sumber : www.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar